Air, Kawan atau Lawan?

Oleh : Firman Sujadi

Air adalah Kawan

Air. Tentu kita tak asing lagi dengan zat kimia yang satu ini. Air, ada di sekitar kita bahkan teramat dekat sehingga kita sendiri pun hampir tidak menyadarinya. Ya, sebagian dari kita mungkin tidak menyadari kalau sekitar 70% tubuhnya terdiri dari air. Bahkan setiap organ tubuh kita pun memiliki kandungan air. Sebut saja diantaranya otak sekitar 75%-nya adalah air, darah sekitar 83%-nya air, otot sekitar 22% nya air, bahkan tulang yang keras pun 22%-nya terdiri dari air.

Air ada di sekitar kita. Di rumah, lingkungan sekitar rumah, dan dimanapun kita beraktivitas tak akan lepas dari air. Air yang dikonsumsi manusia dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya yang memerlukan sekitar 2 liter air (8 gelas)  per hari. Air dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pelarut dan berperan dalam proses metabolisme di dalam tubuhnya. Tanpa makanan manusia sanggup bertahan hidup 2-3 minggu tapi tanpa air manusia hanya sanggup bertahan 2-3 hari saja.

Air pun digunakan manusia untuk keperluan domestik seperti mandi, mencuci piring, mencuci pakaian, mencuci tangan, mengepel rumah, membuat makanan dan minuman dan lain sebaginya. Manusia pun memanfaatkan air untuk keperluan pertanian, industri perikanan, PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), sarana transportasi, sarana olahraga, sarana rekreasi dan lain-lain.

Air sebagai sarana rekreasi

Begitu penting dan vitalnya air bagi kehidupan, menjadi penanda peradaban manusia di bumi. Peradaban manusia selalu bermula dan bermunculan di sekitar sumber air. Sebut saja diantaranya; Mesopotamia yang disebut sebagi awal peradaban manusia yang berada di antara sungai Tigris dan Euphrates, peradaban Mesir Kuno yang bergantung pada sungai Nil, India dengan sungai Indus dan Gangga, Cina dengan sungai Yang Tse Kiang dan Huang Ho. Kota-kota besar seperti Rotterdam, London, Paris, New York, Tokyo, Hongkong dan Jakarta pun menjadi kota besar karena adanya kemudahan akses melalui perairan.

Begitulah, air menjadi kawan kita sehari-hari. Bahkan saking akrabnya kita dengan air, banyak yang tidak menyadari kalau air yang begitu dekat dengan kita telah menjadi kawan kita selama ini. Air merupakan sumber kehidupan kita, umat manusia. Air juga merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup lainnya di muka bumi seperti hewan dan tumbuhan.

Air adalah Lawan

Air, ternyata tidak selamanya menjadi kawan kita, umat manusia. Air bahkan akan menjadi lawan kita dan mungkin makhluk hidup lainnya. Air bahkan bisa menjadi lawan kita yang sangat menakutkan. Air dapat menjadi lawan kita ketika air yang bening dan bersih berubah menjadi air yang kotor, keruh dan bau. Air pun dapat menjadi lawan kita ketika air yang tenang berubah menjadi air garang yang menimbulkan bencana. Air pun kadang menghilang ketika kita membutuhkannya. Kenapa air yang telah berkawan dengan umat manusia sejak lama itu juga menjadi lawan kita? Apa sebab kawan kita ini menjadi lawan kita?

Air yang tercemar limbah baik limbah rumah tangga maupun limbah industri menjadikan air yang semula bening dan bersih menjadi kotor, keruh dan berbau. Tentu air seperti ini tidak dapat digunakan dan dimanfaatkan langsung oleh kita karena berbahaya bagi kesehatan. Limbah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik dan tepat akan mencemari air. Sedangkan limbah industri jika tidak dikelola dengan baik sesuai aturan akan menyebabkan air menjadi bau dan kotor. Limbah industri selain mencemari air permukaan seperti selokan dan sungai juga dapat mencemari air tanah yang merupakan sumber air bagi kehidupan manusia.

Air, baik air tanah maun air permukaan, menurut siklusnya bergerak dari pegunungan di tempat yang tinggi menuju tempat yang lebih rendah dan bermuara di laut. Air permukaan memerlukan saluran untuk bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Secara alami, alam menyediakan saluran yang cukup bagi air untuk bergerak yaitu sungai yang berhulu di pegunungan dan bermuara di laut. Namun karena ulah manusia yang tidak bijak dalam mengelola alamlah yang menimbulkan bencana. Manusia-manusia yang hanya ingin seenaknya dan hanya memikirkan keuntungan, tidak memikirkan akibat dari perbuatannya. Menebang pohon di hutan secara membabi buta menjadikan hutan gundul, akibatnya hutan tak mampu menahan laju air dan mengakibatkan longsor dan banjir bandang. Membangun perumahan tanpa memperhatikan aspek lingkungan, membuang limbah rumah tangga berupa sampah di sembarang tempat mengakibatkan saluran air menjadi terhambat karena tumpukan sampah. Akibatnya air meluap keluar dari salurannya dan menyebabkan banjir di lingkungan sekitar.

Proses Terjadinya Banjir Bandang

Air pun kadang menghilang disaat manusia membutuhkannya. Hal ini dikarenakan terganggunya siklus air yang juga diakibatkan oleh ulah tangan-tangan kotor manusia. Sempitnya lahan terbuka untuk penyerapan air karena aktivitas pembangunan perkotaan, hutan yang gundul, intrusi air laut karena pembangunan di sekitar pantai adalah beberapa sebab yang mengakibatkan ketersediaan air tanah menipis. Air tanah yang sejatinya disediakan alam untuk kebutuhan manusia semakin menipis di beberapa tempat bahkan menghilang. Menghilang karena sangat sulit untuk memperoleh air bersih yang dibutuhkan. Kekeringan pun terjadi.

Ketersediaan Air, Kawan Kita

Planet air. Kita, manusia, yang sebagian besar tubuhnya terdiri dari air hidup di planet air. Ya, karena tempat kita berpijak dan mencari hidup adalah planet bumi yang sekitar 71% permukaannya ditutupi air. Keberadaan air di suatu planet menjadi penanda adanya kehidupan. Dari luasnya jagat raya hanya ada satu titik air sangat berlimpah yaitu di planet bumi. Sedangkan di planet-planet lainnya ketersediaan air sangat-sangat minim bahkan tidak ada. Namun, tahukah anda dari 71% air yang melimpah di muka bumi hanya sekitar 3% saja yang dapat digunakan manusia untuk kebutuhannya?

Air yang dibutuhkan dan yang dapat dimanfaatkan langsung oleh manusia dan makhluk hidup lainnya adalah air tawar yang hanya 3% dari total air di bumi, sisanya 97% adalah air asin. Dari jumlah 3% tersebut, air tawar dibumi terbagi-bagi lagi menjadi es, air tanah dan air permukaan seperti air sungai dan air danau. Sebagian besar air yang digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia adalah air tanah dan air permukaan yang hanya sekitar 1%. Jadi hanya 1% air untuk seluruh penduduk bumi. Ada 6 negara yang memiliki 50% persediaan air minum di dunia, yaitu Brazil, Russia, Kanada, Indonesia, China dan Kolombia. Sedangkan sepertiga populasi dunia hidup di kawasan negara yang memiliki tingkat persediaan air yang minim. Kandungan air minum dalam tanah lebih banyak daripada bentuk air yang terdapat di permukaan bumi.

Air di muka bumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa bergerak dalam suatu lingkaran peredaran yang disebut siklus hidrologi, siklus air atau daur hidrologi. Siklus Hidrologi merupakan perputaran air di permukaan bumi yang diawali dari penguapan air sungai, danau, dan laut sebagai akibat pemanasan sinar matahari. Kemudian hasil penguapan terkondensasi menjadi awan dan hujan yang jatuh lagi ke permukaan bumi, sebagian meresap ke dalam tanah menjadi air tanah. Jadi air yang kita gunakan saat ini adalah air yang sama yang digunakan umat manusia sejak jaman dahulu.

Siklus Air

Lebih jauh lagi, untuk keperluan domestiknya manusia memerlukan air yang bersih, bukan air yang kotor. Jika air yang akan digunakan manusia untuk keperluan domestiknya kotor, maka perlu dilakukan pengolahan dulu agar menjadi air yang bersih. Jadi, mengingat ketersediaan air kawan kita yang dibutuhkan oleh milyaran penduduk bumi ini hanya 1%, dan yang dapat dimanfaatkan langsung dan dari 1% itu pun tidak 100% bersih, maka bijaklah dalam menggunakan air. Jangan berlebihan, hematlah air sesuai kebutuhannya.

Kesimpulan

Air, seperti dua sisi mata uang. Disatu sisi bisa jadi kawan, disisi lain bisa menjadi kawan. Tergantung kita, umat manusia, mau menjadikan air sebagai kawan atau lawan? Jadi, sayangilah air agar air menjadi kawan kita. Tengoklah lingkungan sekitar kita. Adakah air yang berpotensi menjadi lawan kita? Jika ada, berbuatlah agar air tersebut menjadi kawan kita. Bijaklah dalam menggunakan air sesuai kebutuhan. Tularkan kesadaran akan pentingnya pemanfaatan air dan menjaga lingkungan di sekitar agar ketersediaan air bersih tetap terjaga baik. Mulailah dari diri kita, di rumah kita, dan lingkungan kita. Lakukan edukasi terus menerus tentang pentingnya air baik kegunaannya maupun pengelolaannya terutama sejak usia dini. Karena kita berharap generasi mendatang menjadi generasi yang berkultur air. Generasi yang paham bagaimana memanfaatkan dan mengelola air secara bijak serta menjaga lingkungan agar siklus air terjaga baik.

Referensi :

http://id.wikipedia.org/wiki/Air

http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_air

http://www.lablink.or.id/Hidro/Siklus/air-siklus.htm

http://akuinginhijau.org/2009/05/27/fakta-air-di-bumi-sayangi-penggunaannya/

http://www.theglobejournal.com/kategori/lingkungan/menghitung-jumlah-air-di-bumi.php

http://berita-iptek.blogspot.com/

2 comments on “Air, Kawan atau Lawan?

  1. Halo…saya charity dari siswi SMP 2 kuta selatan . saya mau meminta ijin kepada blog admin . saya mau menyalin sedikit informasi dari blog anda .
    tapi sebelumnya saya ucapkan terima kasih .

    • Halo juga…..Silakan, jangan lupa dicantumkan sbg sumber referensi, ya 🙂 Terima kasih sudah berkunjung.

Leave a comment